KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Pembuatan Es Krim ini. Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi Tugas Ujian
Praktek Mata Pelajaran KIMIA.
Terima
kasih atas bantuan dari semua pihak, semoga bantuan yang diberikan itu
mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT serta mendapatkan kebahagian
dunia dan akhirat kelak.
Dalam penyusunan makalah ini, masih banyak sekali
kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dengan senang hati kami mengharap saran
dan kritik yang bersifat membangun.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Tambun, 22 Februari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
A. JUDUL PECOBAAN............................................................................................................ 1
B. TUJUAN PERCOBAAN....................................................................................... ................1
C. LANDASAN TEORI............................................................................................. ..............1
D. ALAT DAN BAHAN.............................................................................................................5
E. CARA KERJA.....................................................................................................................5
F. DATA HASIL PERCOBAAN.................................................................................................5
G. PEMBAHASAN…………………………………………………………………...........................5
H. PERTANYAAN…………………………………………………………………...........................6
I. DOKUMENTASI
PERCOBAAN………………………………………………...........................7
J. KESIMPULAN................................................................................................................. 8
K. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 8
A.
JUDUL PERCOBAAN
“PEMBUATAN
ES KRIM”
B.
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui Titik Beku dan
Penurunan Titik Beku Larutan dengan mengaplikasikannya dalam pembuatan Es Krim
C.
LANDASAN TEORI
1.
Sifat
Koligatif Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau
lebih zat. Adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat
terjadinya perubahan sifat fisis dari komponen-komponen penyusun larutan
tersebut. Salah satu sifat yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara zat
terlarut dengan pelarut adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan
adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut
di dalam larutan, dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan
encer yang disebut sifat koligatif (dari bahasa lain colligare,
yang berarti “megumpul bersama”) sebab sifat-sifat itu tergantung pada efek
kolektif jumlah partikel terlarut, bukannya pada sifat partikel yang terlibat.
Keempat sifat itu ialah:
1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan
uap pelarut murni.
2. Peningkatan titik didih.
3. Penurunan titik beku.
4. Gejala tekanan osmotik.
2.
Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu
diturunkan, sehingga jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan
akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya
partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan
molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan
jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan
akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku
akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf).
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan
dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan
persamaan:
∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n
x 1000/p)
Dimana:
∆Tf = penurunan
titik beku
Kf
= tetapan penurunan titik beku molal
n
= jumlah mol zat pelarut
p
= massa zat pelarut
Titik
beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan
titik bekunya atau Tf = Tf o-
∆Tf.
3.
Penyebab dan Definisi Penurunan Titik Beku Larutan
Apakah yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Air
murni membeku pada suhu 0o C, dengan adanya zat terlarut
misalnya saja ditambahkan gula kedalam air tersebut maka titik beku larutan ini
tidak akan sama dengan 0o C, melainkan akan turun dibawah 0o C,
inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih
rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam
air akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam alkohol akan memiliki titik beku
yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu alkohol.
Mengapa hal ini terjadi? Apakah zat terlarut menahan
pelarut agar tidak membeku? Penjelasan mengapa hal ini terjadi lebih mudah
apabila dijelaskan dari sudut pandang termodinamik sebagai berikut.
Contoh, air murni pada suhu 0o C. pada
suhu ini air berada pada kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya
kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama,
sehingga bisa dikatakan fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini memiliki
potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa
adalah sama.
Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur,
jadi pada suhu tertentu potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih
rendah daripada yang lain, fasa yang memiliki potensial kimia yang lebih
rendah secara energi lebih disukai, misalnya pada suhu 2o C
fasa cair memiliki potensial kimi yang lebih rendah dibanding fasa padat
sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada pada fasa cair, sebaliknya
pada suhu -1o C fasa padat memiliki potensial kimia yang lebih
rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa padat.
Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan
kemudian suhunya kita turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya
waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi
fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara
keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair
dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada proses pendinginan berlangsung,
larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energi
larutan lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat. Hal
ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah
(turun) sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh.
Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi
fasa padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan
pelarut murninya. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan
titik beku larutannya. Rumus untuk mencari penurunan titik beku larutan adalah
sebagai berikut:
∆Tf = Kf . m . i
Keterangan:
∆Tf
= penuruna titik beku
∆ m
= molalilatis larutan
Kf = tetapan konstanta titik beku larutan
Jangan lupa untuk menambahkan faktor Van Hoff pada
rumus di atas apabila larutan yang ditanyakan adalah larutan elektrolit.
4.
Penerapan Penurunan Titik Beku Larutan Dalam Pembuatan
Es Krim
Bagaimana es krim dibuat?
Adonan es krim ditempatkan dalan bejana yang terendam
es batu dan air yang telah diberi garam dapur sambil diputar-putar untuk
memperoleh suhu yang lebih rendah dari 0o C. Proses tersebut
mengakibatkan adonan es krim membeku dengan titik beku es beberapa derajat
dibawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena proses perpindahan
kalor dari adonan es krim ke dalam campuran es batu, air dan garam dapur.
Temperatur normal campuran es dan air adalah 0o C.
akan tetapi itu tidak cukup dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang
diperlukan untuk membekukan es krim adalah -3o C atau lebih
rendah. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan garam dalam
proses pembekuan es krim. Sebenarnya banyak bahan kimia lain yang dapat
digunakan tetapi garam relatif murah. Garam berfungsi menurunkan titik beku
larutan. Ketika es diampur dengan garam, es mencair dan terlarut membentuk air
garam serta menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar.
Campuran itu mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim
padat dan lezat seperti yang diinginkan.
Es krim merupakan makanan dengan gizi tinggi. Hidangan
yang sudah tersaji sejak zaman Romawi atau 400 SM itu ternyata mampu
menyembuhkan influenza, serta mengandung zat anti tumor. Pada tahun 1851 es
krim dapar dikatakan sebagai jenis hidangan paling populer di dunia. Pada tahun
2003, produksi es krim dunia mencapai lebih dari satu miliar liter dan
dikonsumsi oleh miliaran konsumen per tahun. Es krim adalah anggota kelompok
hidangan beku yang memiliki tekstur semi padat. Banyak fakta menyebutkan bahwa
es krim merupakan salah satu makanan bernilai gizi tinggi. Nilai gizi es krim
sangat tergantung pada nilai gizi bahan bakunya. Bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu tanpa lemak (skim),
gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa. Proses pembuatan es
krim terdiri dari pencampuran bahan, tes teurisasi, homogenasi, aging didalam
refrigerator, pembekuan sekaligus pengadukan didalam votator, dan terakhir
adalah pengerasan (hardening) didalam freezer. Dibalik kelembutan dan rasa
manisnya, es krim terbukti memiliki beberapa fakta gizi yang tak terduga.
Keunggulan es krim didukung oleh bahan baku utamanya, yaitu susu tanpa lemak
dan lemak susu. Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena
kandungan zat gizi yang lengkap. Para penelliti menemukan lebih dari
100.000 jenis molekul yang terkandung di dalam susu, selain air dan
lemak, molekul-molekul tersebut mencakup protein, karbohidrat, mineral,
enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D. terdapat beberpa peneliti yang
menyatakan bahwa susu termasuk dalam golongan pangan fungsional. Sebagian besar
komponen dalam susu telah diketahui fungsinya secara biologis bagi tubuh.
Komponen yang telah diketahui fungsinya adalah protein terutama bagian whey,
termasuk didalamnya alfalaktalbumin, betakloglobulin, imunoglobulin,
laktoferin,dan glikomakropeptida. Alfalaktalbumin berperan
serta dalam metabolisme karbohidrat. Enzim ini memiliki kemampuan berinteraksi
dengan enzim galaktotransferase. Fungsi enzim tersebut
mentransportasikan galaktosa ke pool glukosa. Beberapa penelitian
membuktikan alfalaktalbumin sebagai zat anti tumor.
D.
ALAT DAN BAHAN
1. Plastik
2. Sendok makan
3. Air
4. Toples
5. Es Batu
6. Garam
7. Bubuk perasa
8. Karet
9. Baskom
E.
CARA KERJA
1. Menyiapkan Alat dan Bahan yang diperlukan
2. Memasukkan bubuk perasa ke dalam wadah
plastik
3. Kocok bubuk perasa tersebut hingga larut
4. Ikat plastik tersebut dengan menggunakan karet
5. Pecahkan es batu
6. Masukan es batu dan garam ke dalam toples
7. Memasukkan plastic kedalam
berisi batu dan garam tersebut
8. Kemudian kocok
panci ± 10
menit.
9.
Amati perubahan es mambo tersebut.
10. Jika es dalam plastik sudah padat merata
maka keluarkan dari toples
F.
DATA HASIL PERCOBAAN
1.
Adonan
es krim setelah dikeluarkan dari panic terbentuk
menjadi es krim yang sudah siap dimakan. Dengan tekstur lembut, tidak padat
tetapi tidak juga cair.
G.
PEMBAHASAN
Es memilikki suhu rata-rata di bawah 00 C. dalam pembuatan es
krim ini terdapat penambahan garam, sehingga es mengalami peleburan tanpa
adanya penambahan panas dan air yang terbentuk dari proses peleburan tersebut
juga akan memiliki suhu dibawah 00 C. inilah sebabnya mengapa penambahan garam
dapat penurunkan titik lebur air, karena es dapat melebur dibawah titik lebur
normalnya, yaitu 00 C. Jadi partikel garam merupakan pemicu leburnya es. Disisi
lain, peleburan memerlukan energi (menyerap kalor). Nah, karena disini kalor
tidak di suplai dari luar, maka es menyerap kalor dari dirinya sendiri,
sehingga suhu menjadi jauh turunnya. Es yang suhunya sangat dingin ini kemudian
akan banyak menyerap banyak kalor dari adonan es krim,sehingga adonan es krim
dapat membeku.
H.
PERTANYAAN
Pertanyaan:
Apa fungsi garam dalam es batu?
Mengapa menggunakana garam?
Apa fungsi garam dalam es batu?
Mengapa menggunakana garam?
Apa hubungannya dengan sifat koligatif larutan ?
Jawaban:
Garam berfungsi untuk menurunkan suhu es batu sehingga cukup
dingin untuk membekukan adonan es krim. Tanpa penambahan garam, suhu es batu
tidak akan cukup dingin untuk membekukan adonan es krim.
Karena garam dapat meleburkan es batu dan dapat melebur di bawah titik lebur normalnya ( 00 C). Sangat berhubungan sekali karena sifat koligatif larutan meliputi penurunan titik beku
( Tf ) yaitu Suatu larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan titik beku air. Dan disini Adanya zat terlarut menyebabkan entropi (ketidakteraturan) pelarut semakin tinggi. Dengan demikian, untuk mengubah pelarut dari fasa cair menjadi fasa padat diperlukan usaha ekstra. Hal ini mengakibatkan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan pelarutnya
Karena garam dapat meleburkan es batu dan dapat melebur di bawah titik lebur normalnya ( 00 C). Sangat berhubungan sekali karena sifat koligatif larutan meliputi penurunan titik beku
( Tf ) yaitu Suatu larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan titik beku air. Dan disini Adanya zat terlarut menyebabkan entropi (ketidakteraturan) pelarut semakin tinggi. Dengan demikian, untuk mengubah pelarut dari fasa cair menjadi fasa padat diperlukan usaha ekstra. Hal ini mengakibatkan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan pelarutnya
I.
DOKUMENTASI PERCOBAAN
J.
KESIMPULAN
1.
Sifat
koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan, dan tidak bergantung pada jenis zat
terlarut. Sifat Koligatif larutan mencakup penurunan tekanan uap jeuh, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
2.
Perbedaan
titik beku akibat adanya partikel-partikel zar terlarut disebut penurunan titik
beku (∆Tf) .penuruna titik beku
larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penutrunan
titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan persamaan:
∆Tf = Kf m atau
∆Tf = Kf (n x 1000/p)
3.
Temperatur
normal campuran es dan air adalah 0oC akan tetapi tidak cukup dingin
untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk membekuka es krim
adalah -3 oC atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu tersebut
perlu ditambahkan garam dalam proses pembuatan es krim. Garam
berfungsi menurunkan titik beku larutan. Ketika es dicampur dengan garam, es
mencair dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan temperaturnya. Proses
ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu mendapatkan panas dari adonan es
krim maka hasilnya adalah es krim padat sesuai keinginan.
K.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar