ADAB DALAM BERPAKAIAN
- 1. Pengertian adab dalam berpakaian
Jika diperhatikan cara berpakaian seperti saat
ini, terutama dikalangan para remaja puteri tampaknya sudah jauh dari tuntunan
Islam. Mereka sudah tidak malu-malu lagi mempertontonkan auratnya, bahkan
menjadi suatu kebanggaan bagi mereka. Alasannya, jika tidak berpakaian
seperti itu dianggap tidak mengikuti perkembangan mode. Kita boleh saja
mengikuti perkembangan mode tetapi jangan sampai mejgobral aurat. Jika
demikian, bagaimana berpakaian menurut islam ?
Menurut ajaran Islam, berpakaian adalah mengenakan
pakaian untuk menutupi aurat, dan sekaligus perhiasan untuk memperindah jasmani
seseorang. Sebagaimana ditegaskan Allah Swt, dalam firman-ya:
يبَنِيْ~
ادَمَ قَدْاَنْزَلْنَاعَلَيْكُمْ لِبَاثًايُوَارِيْ سَوْاتِكُمْ
وَرِيْشًاوَلِبَاسُ التَّقْوى
ذلِكَ خَيْرٌ طْذلِكَ
مِنْاايتِ الله لَعَلَّهُمْ يَذَّكَُّرُوْنَ ﴿ الأءاف : ٢٦﴾
Artinya:“Wahai anak Adam! Susungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk
menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagaimu tetpi takwa itulah yang lebih
baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalui ingat.” (Q.S. Al-A’raf:26)
Ayat trsebut memberi acuan cara berpakaian sebagaimana
dituntut oleh sifat takwa, yaitu untuk menutup aurat dan berpakaian rapi,
sehingga tanpak simpati dan berwibawa serta anggun dipandangnya, bukan menggiurkan
dibuatnya.
Islam sangan menganjurkan kepada umatnya untuk selalu
tanpil rapi dan bersih dalam kehidupan sehari-hari. Karena kerapian dan
kebersihan ini, Rasulullah saw. Menyatakan bahwa kebersihan adalah
sebagian dari iman. Artinya, orang beriman akan selalu menjaga kerapian
dan kebersihan kapan dan di mana dia berada. Semakin tinggi imam
seseorang maka dia akan semakin menjaga kebersihan dan kerapian tersebut.
Sabda Rasulullah saw. dari riwayat Abu Darda :
اَلنَّضأَ فَةُ
مِنَ اْلاِيْمَانِ
Artinya :
“Kebersihan
merupakan bagian dari iman”
Pakaiana yang kita kenakkan harus sesuai dengan
tuntutan Islam dan sebaliknya disesuiakan dengan situasi dan kondisi.
Pada saat menghadiri pesta, kita menggunakan pakaian yang cocok untuk berpesta,
misalnya kemeja, baju batik, pada saat tidur, kita cukup menggunakan piyama;
dan begitu seterusnya. Disamping itu, pemilihan model dan warna pakaian
juga harus disesuaikan dengan badan kita, sehingga menjadi serasi dan tidak
menjadi bahan tertawaan orang lain.
- 2. Contoh adab dalam berpakaian
Didalam ajaran Isalam, berpakaian tidak hanya sekedar
kain penutup badan, tidak hanya sekedar mode atau trend yang mengikuti
perkembangan zaman. Islam mengajarkan tata car atau adab berpakaian yang
sesuai dengan ajaran agama, baik secara moral, indah dipandang dan nyaman
digunakan. Diantara adab berpakaian dalam pandangan Islam yaitu sebagai
berikut:
a) Harus memperhatikan
syarat-syarat pakaian yang islami, yaitu yang dapat menutupi aurat, terutama
wanita
b) Pakailah pakaian yang
bersih dan rapi, sehingga tidak terkesan kumal dan dekil, yang akan berpengaruh
terhadap pergaulan dengan sesame
c) Hendaklah
mendahulukan anggota badan yang sebelah kanan, baru kemudian sebelah kiri
d) Tidak menyerupai pakaian
wanita bagi laki-laki, atau pakaian laki-laki bagi wanita
e) Tidak meyerupai
pakaian Pendeta Yahudi atau Nasrani, dan atau melambangkan pakaian kebesaran
agama lain
f) Tidak terlalu
ketat dan transparan, sehingga terkesan ingin memperlihatkan lekuk tubuhnya
atau mempertontonkan kelembutan kulitnya
g) Tidak terlalu
berlebihan atau sengaja melebihkan lebar kainnya, sehingga terkesan berat dan
rikuh menggunakannya, disamping bisa mengurangi nilai kepantasan dan keindahan
pemakainya
h) Sebelum memakai
pakaian, hendaklah berdoa terlebih dahulu, yaitu :
اَلْحَمْدُللهِ
الَذِ يْ كَسَانِيْ هذَاالثَّوْبَ وَرَزَقَنِيْ مِنْ غَيْرِحَوْلٍــ
مِنِّيْ
وَلاَقُوَّةٍ
Artinya :
“Segala
puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki kepadaku tanpa jerih
payahku dan kekuatanku”
- 3. Mempraktikkan adab berpakaian dalam kehidupan sehari-hari
Sebagiana muslim yang beriman, hendaknya kamu
berpakaian sesuai dengan ajaran Islam. Bagi wanita, pakaiannya harus
menutupi seluruh aurat. Artinya, seluruh tubuhnya harus tertutup oleh pakaian
(busana), kecuali muka dan kedua telapak tangan. Selain itu, seorang
muslim juga harus menggunakan pakaian yang pantas dan menarik untuk dipandang,
sesuai dengan ukuran tubuhnya. Begitu pula bagi seorang muslim, pakaiannya
harus menutupi aurat dan tidak berlebihan.
Sebagi remaja mesjid, hendaknya kamu yang mulai
membiasakan diri berpakaian secara islami sesuai adab berpakaian dalam Islam.
Bagi yang sudah melakukannya, pertahankan sampai akhir hayatmu, bagi yang belum,
mulailah dari sekarang berpakaian secara Islam. ridak ada kata terlambat untuk
berbuat kebaikan . Kamu tidask perlu merasa malu untuk mempraktekkan adab
pakaian secara islami, bahkan sebaliknya harus merasa bangga dan percaya diri
terhadap apa yang kamu lakukan.
untuk mebiasakan diri mempraktikkan adab berpakaian
secara Islami, hendaklah terlebih dahulu untuk [erhatikan hal berikut ini :
a) Tanamkan keimanan
yang kuat dalam hati, agar niat niat yang baik tidak tergoyahkan
b) Yakinkan dalam hati
bahwa menutup aurat bagi seorang muslim dan muslimah adalah wajib hukumnya,
sehingga akan mendapat dosa bagi yang meninggalkannya
c) Tanamkan
keyakinan bahwa Islam tidak bermaksud memberatkan umatnya dalam berpakaian,
bahkan sebaliknya memberikan kebebasan dan perlindungan bagi harkat dan
martabat umatnya.
d) Tanamkan rasa bangga
telah berpakaian sesuai ajaran Islam, sebagai perwujudan keimanan yang kuat dri
diri seorang muslim/muslimah
e) Ayo, mulailah dari
sekarang.
- 1. Pengertian adab berhias
Berhias artinya berdandan atau merapikan diri baik
fisiknya maupun pakiannya. Berhias dalam pandangan Islam adalah suatu
kebaikan dan sunah untuk dilakukan, sepanjang untuk ibadah atau kebaikan.
Menghiasi diri agar tmpil menarik dan tidak mengganggu
kenyamanan orang lain yang memandangnya, merupakan suatu keharusan bagi setiap
muslim, terutama bagi kaum wanita di hadapan suaminya, dan kaum pria dihadapan
istrinya.
Islam tidak umatnya berhias dengan cara apa pun,
sepanjang tidak melanggar kaidai-kaidah agama atau melanggar kodrat kewanitaan
dan kelaki-lakian, serta tidak berlebihan dalam melakukannya. Wanita tidak
boleh berhias dengan cara laki-laki, begitu pula dengan sebaliknya laki-laki
tidak boleh berhias seperti layaknya wanita. Sebab yang demikian itu
dilarang dalam ajaran Islam.
Perhatikan sabda Rasullulah saw, yang diriwayatkan
oleh Ali bin Abi Thalib;
لَعَنَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلّرِجَأَل اْلمُتَشَابِهِيْنَ
بِالنِّسَـاءِ
وَالنِّسَـاءِوَالنِّسَـاءَاْلمُتَشَابِهَاتِ
بِالرِّجَالِــ. ﴿رواهالداقـطنى﴾
Artinya :
“Rasulullah
saw, mengutuk (membeci) laiki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang
menyerupai laki-laki.” (H.R. Daruquthni)
Dengan demikian, berhias menurut ajaran Islam harus sesuai
dengan adab dan tata cara yang Islami. Sehingga perbuatan menghiasi diri,
selain membuat penampilan menjadi indah dan menarik, juga mendapat nilai ibadah
dari Allah Swt
- 2. Contoh adab dalam berhias
Agama Islam mengajarkan kepada kita agar senantiasa
tampil rapid an menarik. Artinya, setiap saat kita boleh berhias sekedar
untuk membuat kenyamanan bagi diri sendiri dan oran lain yang
memandangnya. Misalnya, menyisisr atau memotong rambut dan merapikannya,
membersihkan pakaian dan menyetrikanya, dan sebagainya. Apabila, kalau
berhias untuk tujuan ibadah kepada Allah swt. Misalnya, berhias untuk
melaksanakan shalat lima waktu, untuk pergi pengajian, ke sekolah atau
tempat0tempat kebaikan
Perhatikan firman Allah Swt ;
يَبَنِيْ اَدَمَ
خُذُوْازِيْنَتَكُمْ عِنْدَكُلِّ مَسْجِدٍوَكُلُوْاوَاشْرَبُوْا
وَلاَتُسْرِفُوْااِنَّه
لاَيُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ. ﴿الأعراف :٣١﴾
Artinya :
“Wahai anak Adam, pakailah pakainmu yang bagus pada
setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah tetapi janganlah berlebih-lebihan.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”(Q.S. Al-A’raf:31)
Islam tidak menyukai umatnya yang tidak pandai
menghias diri, sehingga penampilannya tanpak kumuh, kumal dan dekil.
Sebab hal yang demikian itu tidak dapat mengangkat citra islam di mata orang
lain. Islam sangat meyukai keindahan dan keserasian, maka berhiaslah agar
kamu tanpak indah dipandang dan menarik diperhatikan. Keindahan itu milik
Allah, dan Dia menyukai keindahan.
Perhatikan sabda Rasulullah saw. dari riwayat Abdullah
bin Abi Aufa:
اِنَّ اللهَ
جَمِيْلٌ يُحِبُّ اْلجَمَالَــ ﴿رواه أحـمد﴾
Artinya:
“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai
keindahan.” (H.R Ahmad)
Namun demikian, ketika kita berhias atau berdandan
maka hendaknya maka hendaknya menggunakan tata cara atau adab secara Islami,
yaitu antara lain:
a) Memakai perhiasan
atau alat-alat untuk berhias yang halal dan tidak mengandung efek
ketergantungan. Misalnya, alat-alat kecantikan tidak mengandung lemak
babi, alcohol tinggi, benda-benda yang mengandung najis dan sebagainya
b) Menggunkan alat-alat
atau barang-barang hias sesuai kebutuhan dan kepantasan, dan tidak
berlebihan. Misalnya, menggunakan lipstik melebihi garis bibir, bedak
yang terlalu tebal, parfum yang berbau menyengat, dan sebagainya
c) Mendhulukan
anggota sebelah kanan, beu kemudian sebelah kiri
d) Berhiaslah untuk
tujuan ibadah atau kebaikan, misalnya untuk melaksanakan salat, mengaji,
belajar, menyabut suami tercinta, dan sebagainya.
e) Membaca “Basmalah”
setiap kali akan memualai berhias, agar mendapatkan berkah dan pahala
f) Membaca doa
setiap kali menghadap cermin untuk berhias
اَللَّـهُمَّ
جَمِّلْنِيْ بِالْعِلْمِ وَالتَّقْوَى وَزَيِّنِيْ بِالْحِلْمِ وَاْلاَخْلاَقِ
اْلكَرِيْمَةِ.
Artinya :
“Ya Allah, percantiklah aku dengan ilmu dan takwa, dan
hiasilah aku dengan hati yang lembut dan budi pekerti mulia
- 3. Mempraktikkan adab berhias dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari hari, kita sering sekali
menghias diri,. Paling sehabis mandi pagi, ketika hendak berangkat pergi, baik
kesekolah maupun ke tempat kerja. Oleh karena itu, hendaknya mulai
membiasakan diri secara islami, sesuai dengan adab dan tata cara menurut ajaran
Islam, agar selain dapat tampil rapid an indah dipandang, juga mendapat pahala
dai Allah Swt.
Untuk dapat mempraktikkan adab berhias secara Islami,
hendaknya kamu perhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut :
a) Tanamkan keimanan
yang kuat dalam hati, agar dalam berhias sehari-hari tidak tergoda oleh buju
rayu setan yang selalu mengajak berlebihan
b) Tanamkan keyakinan
bahwa berhias termasuk ibadah mendapat pahala, sepanjang tidak dipakai maksiat.
c) Tanamkan niat,
yang suci bahwa berhias hanya untuk kebaikan semata, menambah kepaercayaan
diri, dan mengangkat citra agama,
d) Hindari berhias yang
hanya untuk mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang lain atau bermaksud
menggoda orang lain agar tertarik padanya.
e) Mulailah
mempraktikkan adab berhias secara islami dari sekarang, agar kelak terbiasa
menjadi seorang yang pandai berhias untuk ibadah dan kebaikan.
ADAB BERPERGIAN
(DALAM PERJALANAN)
- 1. Pengertian adab berpergian
Berpergian artinya pergi ke luar rumah, baik untuk
tujuan jarak jauh maupun jarak dekat. Setiap orang pasti adakalnya
meninggalkan rumah, bahkan mungkin hamper setiap hari kita meninggalkan rumah,
baik untuk tujuan bekerja mencari nafkah maupun untuk tujuan belajar mencari
ilmu.
Dalam agama Islam, berpergian keluar rumah, itu harus
menggunakan adab atau tata cara, sehingga kepergian kita tidak meninggalkan
hal-hal yang tidk diinginkan , dan dapat kemabli kerumah dengan senang dan
damai. Selain itu,berpergian meninggalkan rumahkita akan berada di tengah
perjalanan. Oleh karena itu, baik yang pergi maupun yang ditinggalkan
hendaknya saling mendoakan agar keduanya selamat dan dalam lindungan Allah Swt.
Dengan demikian, setiap muslim yang beriman hendaknya
memegang teguh adab berpergian yang sesuai dengan ajaran islam.
- 2. Contoh adab dalam perjalanan
contoh adab berpergian menurut ajaran agama Islam,
yaitu sebagai berikut:
a) Mengucapkan salam
ketika hendak meninggalkan rumah, agar Allah memberikan keselamatan baik bagi
yang pergi maupun yang ditinggalkan
b) Menulis wasiat atau
pesan jika ada hal-hal yang dianggap penting, dan jika berpergian menuju
tempat yang sangat jauh dan memakan waktu lama
c) Saling
memaafkan satu sama lain, sehingga tidak ada beban bagi yang hendak pergi
maupun yang ditinggalkan
d) Membaca doa sebelum
meninggalkan atau keluar rumah, Doanya ialah:
لبِسْـــمِ اللهِ
تَوَكَّلْتُ عَلَ اللهِ لاَحَوْلَــ وَلاَقُوَةَاِلاَّبِاللهِ
Artinya :
“Dengan
nama Allah aku berserah diri kepada Allah,tidak ada daya dan tidak ada kekuatan
kecuali dengan pertolongan Allah”
e) Berniat sengaja
berpergian untuk bekerja atau belajar demi mencari ridha SWT
- 3. Mempraktikkan adab berpergian dalam kehidupan sehari-hari
Sebagai pelajar muslim, hendaknya kamu mulai
mempraktekkan adab berpergian secara islami sejak sekarang dalam kehidupan
sehari-hari, agar kelak kamu menjadi seorang yang memiliki akhlak terpuji
ketika hendak berpergian.
Sebelum anda mempraktikkan adab berpergian secara
Islami, hendaknya kamu perhatikan terlebih dahulu ketika hendak berpergian
a) Tanamkan keimanan
yang kuat dalam hati, agar tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu setan di tengah
perjalanan
b) Tanamkan keyakinan
bahwa setiap perbuatan baik akan mendapat pahala dari Allah SWT, termasuk
berpergian dengan baik.
c) Jangan
melenceng dari niat baik semula, agar perjalanan bejalan dan
selamat. Misalnya, niat berpergian hendak belajar, tapi tenyata melenceng
justru jalan-jalan di mal atau di tempat bermain.
d) Jangan berpergian
tanpa arah tujuan yang jelas, sebab hal itu hanya dapat menghambur-hamburkan
harta, tenaga, pikirann dan sebagainya. Lebih berbahaya jika akhirnya
tersesat di tengah perjalanan
e) Setiap hendak
berpergian harus terlebih dahulu member tahu anggota keluarga yang lain, agar
jika terjadi sesuatu dapat mudah menghubungi atau dihubungi
f) Mualailah
memprkatikkan adab berpergian dari sekarang
g) Selamat memulai
ADAB BETAMU
- 1. Pengertian adab bertamu
Dalam ajaran Islam ada dua konsep yang harus
ditegakkan, yaitu Hablum minallah dan Hablum minannas, Hablum
Minallah artinya melakukan hubungan dengan Allah, sedangkan Hablum
minannas artinya melakukan hubungan antar sesame manusia. Bertemu
termasuk salah satu dari kegiatan hablum minannas. Jika demikian, apa bertamu
itu sebenarnya?
Bertamu adalah
berkunjung ke rumah orang lain dalm rangka mempererat silaturahim. Maksud
orang lain di sini adalah tetangga, saudara (sanak famili), teman sekantor,
teman seprofesi dan sebagainya. bertemu tentu ada maksud dan tujuannya, antara
lain menjeguk yang sedang sakit, ngobrol-ngobrol biasa, membicarakan bisnis,
membicarakan masalah keluarga keluarga dan sebagainya.
Apapun alasannya, seseorang berkunjung kerumah orang
lain (bertamu) tidaklah menjadi persoalan. Yang jelas bertamu itu pada
hakekatnya mempererat silaturahmi atau tali persaudaraan. Orang suka
bersilaturahmi akan dilampangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya,
sebagaimana hadis Rasulullah saw, dari riowayat Abu Hurairah:
قَالَـ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ اَحَبُّ اَنْ يُبْسَـطَ
لَهُ فِى
رِزْقِهِ وَيُنْسَـاَلَهُ فِى اَثَرِهِ فَلْيَصِـلْ رَحِمَهُ.
﴿رواه البخارى
ومسـلم عن أبى هريرة﴾
Artinya :
“Sabda Rasulullah saw.”Burung siapa yang menginginkan
diperluas rezekinya dan diperpanjang umurnya maka sebaiknya ia bersilaturahmi.”
(H.R Bukhari Muslim)
Mempererat tali silaturahim, baik dengan
tetangga, sanak saudara maupun teman sejawat merupakan perintah agama islam
agar senantiasa membina kasih sayang, hidup rukun, tolong menolong, saling
membantu antara yang kaya dengan yang miskin dan memiliki kesempatan dengan
yang mengalami kesempitan.
Silaturahim tidak saja menghubungkan tali
persaudaraan, tetapi juga akan banyak menambah wawasan, pengalaman karena pada
saat berinteraksi terdapat pembicaraan-pembicaraan yang berkaitan dengan
masalah-masalah perdagangan atau penghasilan, sehingga satu sama lain akan
mendapatkan pandangan baru tentang usaha pendapatan rezeki dan sebagainya.
Suasana yang dialami bagi orang yang biasa
bersilaturahmi, hidup menjadi lebih menyenangkan, nuaman, dan hati
menjadai tentram sehingga hidup ii merasa luas dan lega seakan umur
bertambah, walaupun kenyataan yang sebenarnya umur atau ajal manusia sudah
ditentukan jauh sebelum ia dilahirkan oleh Allah Swt.Sabda Rasulullah saw. yang
lain dari riwayat Aisyah:
قَالَـ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صِلَةُالرَّحِمِ وَحُسْنُ
اْلخُلُقِ
اْلجَوَارِيُعَـمِّرْنَ الدِّيَارَوَيَزِدْنَ فِى اْلاَعْـمَارِ.
﴿رواه
أحـمدوالبيـهـقى عن عاشة﴾
Artinya :
“Sabda
Rasulullah saw:” Bersilaturahmi, baik budi pekerti dan bertetangga yang baik,
akan meramaikan kampong dan dapat menabah umur.” (H.R Ahmad dan Baihaqi dari Aisyah)
Hadis tersebut menambahkan selain bersilaturahmi,
berakhlak yang baik (Husnul Khuluq) dan bertetangga yang baik (Husnul
Jawari) dapat pula mencptakan suasana yang menyenangkan dan lebih semarak
dalam hidup bermasyarakat.Karena itu ajaran islam member tuntunan atau tatakrama
dalam berinteraksi antar sesama misalnya bertamu dan yang menerima tamu.
- 2. Contoh adab bertemu
Dalam bertamu ada beberapa tata cara atau adab yang
harus diperhatikan, agar suasana pertemuan tidak rusak karena adanya hal-hal
yang tidak berkenan dihati masing-masing pihak. Diantara tata cara itu
contohnya yaitu sebagai berikut :
a)
Sebelum
memasuki rumah seseorang, kita harus meminta izin terlebih dahulu dengan
mengucapkan salam, jika tuan rumah mempersilahkan kita masuk, berulah kita
masuk ke ruamahnya dengan sopan.
Perhatikan firman Allah Swt :
يَآيُّـهَاالَّذِيْنَ
اَمَنُوْالأَتَدْخُلُوْابُيُوْتًاغَيْرَبُيُوْتِكُـمْ حَتىَّ تَسْتَأْنِسُوْا
وَتُسَلِّمُوْاعَلى
اَهْـلهَاقلىذلِكُمْ خَيْرُلَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَ كَّرُوْنَ.
﴿النور:٢٧﴾
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
masukin rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan member salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)
ingat.” (Q.S An-Nur:27)
b) Sebagai tamu, apabila
kita tidak mendapati tuan rumah, atau merasa tidak diterima oleh tuan rumah
karena satu dan lain hal maka tinggalkanlah rumah itu dengan segera.
Tetapi jangan sampai memperlihatkan kekecewaan terhadap perlakuan tuan rumah
yang tidak berbudi baik tersebut.
فَاِنْ لَمْ
تَجِدُوْافِيْهَااَحَدًافَلاَتَدْخُلُوْهَاحَتىَّ يُوْذَنَ لَكُمْ وَاِنْ قِيْلَ
لَكُمُ
ارْجِعُوْافَارْجِعُوْاهُوَاَزْكَى لَكُمْقلىوَاللهُ بِمَاتَعْمَلُوْنَ
عَلِيْمُ
﴿النور:٢٨﴾
Artinya :
Dan jika kamu tidak menemui seseorang di dalamnya,
maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan
kepadamu:”Kembalilah!(hendaklah) kamu kembali. itu lebih suci bagimu dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “(Q.S An. Nur :28)
c) Apabila sudah
diterima dengan baik, janganlah berbuat seenaknya di rumah orang, meskipun udah
dikatakan oleh tuan rumah, anggaplah sebagai rumah sendiri. Itu adalah
hak dan kewajiban dia sebagai tuan rumah, sedangkan kemu mempunyai hak dan
kewajiban tersendiri sebagai tamu.
d) Menjadi tamu dirumah
teman dekat harus tetap menjaga kesopanan. Jangan melihat-lihat semua
benda yang ada dirumah itu, kecuali benar-benar dipersilahkan oleh tuan rumah
e) Jika kita dihidangkan
makanan dan minuman maka cicipilah makanan dan inuman tersebut setelah kita
dipersilahkan oleh tuan rumah untuk dicicipi, seandainya makanan dan minumana
itu tidak sesuai dengan selera kita maka jangan ditampakkan bahwa kita tidak
suka, tetapi cicipilah sekedarnya saja
f) Kalau dirasa
sudah sudah cukup keperluannya maka dengan sikap yang agak berat kita
berpamitan, untuk pulang. Tidak lupa sampaikan penghargaan yang
sebesar-besarnya atas sambutannya dengan harapan kita akan menanti
kedatangannya di rumah kita, dan dapat bertemu kembali dilain waktu
- 3. Mempraktikkan Adab dalam kehidupan sehari-hari
Sebagai muslim yang beriman, hendaknya kamu dapat
mempraktikkan adab bertemu menurut ajaran Islam, dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk dapat mempraktikkan adab bertemu, hendaknya kamu
perhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut ini:
a) Tanamkan keimanan
yang kuat di dalam hati, agar tidak tergoda oleh setan ketika bertamu
b) Tanamkan keyakainan
dalam hati bahwa bertamu itu merupakan salah satu sunah rasul, dalam rangka
silaturahmi terhadap sesama muslim, baik yang dekat maupun yang jauh
c) Tanamkan
keyakinan bahwa bertemau sesuai adab Islam termasuk ibadah, yang tidak hanya
akan mendapat pahala juga dapat memperbanyak saudara dan menghilangkan
permusuhan
d) Pahami dengan baik
tata cara atau adab bertamu secara islami, agar dalam pertemuan tidak
menimbulkan hal-hal negative dari kedu belah pihak, baik yang bertamu maupun
yang menerima tamu
e) Mulailah membiasakan
mempraktikkan adab bertamu secara islam dari sekarang, agar kelak kamu terbiasa
bertamu dan menjalin silaturahmi dengan baik terhadap siapa pun
RANGKUMAN
-
Islam melarang umatnya mengobral aurat, baik aurat laki-laki maupun perempuan.
oleh sebab itu, setiap muslim memiliki etika dalama berpergian.
-
Islam menganjurkan umatnya agar senantiasa berhias . Artinya setiap
muslim harus tampil memikat, sehigga tidak membuat orang lain merasa jijik
bergaul dengannya. Oleh sebab itu, setiap muslim harus memiliki etika
dalam berhias.
-
Setiap hendak berpergian kita dianjurkan agar selalu menggunakan etika secara
Ismali, agar selama berpergian dan setelah tiba di tujuan dan kembali ke
kampong halaman senantiasa dalam keselamatan dan dalama rida Allah Swt.
-
Bertamu dan menerima tamu adalah hal yang biasa dalam kehidupan
sehari-hari. Namun yang penting diperhatikan adalah etika bertamu atau
menerima tamu. Sehingga sebagai apa un peran kita, tidak mengganggu
hubungan social kemanusiaan.
GLOSARIUM
Adab
: Tata aturan yang berlaku
norma-norma tertentu. Adab juga dapat disebut etika
Aurat
: Anggota badan manusia yang wajib
ditutupi menurut ajaran islam
Busana
: Pakaian
Hablumminallah
: Hubungan dengan Allah
Hablumminannas
: Hubungan dengan sesama manusia
Husnul
huluk
: Akhlak yang baik/terpuji
Husnul
Jawari
: Bertetangga yang baik
CARA BERGAUL SECARA ISLAMI
Bergaul adalah salah satu
cara yang dilakukan manusia untuk bersosialisasi dengan sesama manusia dan
bergaul sudah menjadi suatu kebutuhan bagi setiap manusia. Karena pada
hakikatnya manusia tidak dapat hidup sendiri, walaupun manusia itu sendiri
diciptakan berbeda-beda.
Bergaul Menurut Islam
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti dan
akan sangat membutukan yang namanya sosialisasi sesama manusia. Karena manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial, seperti yang dituliskan pada Al-Quran yang
berbunyi:
“Hai manusia, sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat:13)
Bergaul adalah salah satu cara yang dilakukan manusia untuk bersosialisasi dengan sesama manusia dan bergaul sudah menjadi suatu kebutuhan bagi setiap manusia. Karena pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup sendiri, walaupun manusia itu sendiri diciptakan berbeda-beda.
Bergaul adalah salah satu cara yang dilakukan manusia untuk bersosialisasi dengan sesama manusia dan bergaul sudah menjadi suatu kebutuhan bagi setiap manusia. Karena pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup sendiri, walaupun manusia itu sendiri diciptakan berbeda-beda.
“Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT” (QS. Al_Hujurat: 13)
Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti dan akan
sangat membutukan sosialisasi sesama manusia. Karena manusia diciptakan sebagai
makhluk sosial, seperti yang dituliskan pada Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 13.
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia,
kita patut bersyukur dan bangga terhadap hasil cipta karya manusia, karena
dapat membawa perubahan yang positif bagi perkembangan / kemajuan industri
masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya perkembangan membawa
kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu dapat membawa kepada
kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh
perkembangan iptek, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas tanpa batas.
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari
istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul,
sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya
proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah
tercantum dalam surat An – Nur ayat 30 – 31. Telah dijelaskan bahwa hendaknya
kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana hal yang terjadi
dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan
– aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam
pergaulan bebas itu tidak dapat menjamin kesucian seseorang.
Berikut ini merupakan 3 kunci utama / prinsip dalam
bergaul dengan sesama manusia, terutama bagi sesama muslim, yaitu:
1.Ta’aruf (saling mengenal)
Ta’aruf atau saling mengenal merupakan kunci yang
paling utama dalam bergaul. Dengan ta’aruf kita dapat mengenal sifat,
kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.
2. Tafahum (saling memahami)
2. Tafahum (saling memahami)
Tafahum atau saling mengenal merupakan kunci kedua
yang harus diperhatikan. Karena dengan mengenal secara lebih dalam seseorang,
maka kita akan mengetahui segal hal apa saja yang disukai atau yang tidak
disukai. Dan hal tersebut dapat membantu kita untuk mengetahui bagaiman kita
harus bersikap. Selain itu, dapat membantu kita untuk membedakan mana teman
yang baik dan mana teman yang kurang baik.
3. Ta’awun (saling menolong)
Ta’awun atau rasa saling menolong merupakan hal yang
akan menumbuhkan rasa cinta antar sesama teman. Bahkan Islam sangat
menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa.Dari
ketiga kunci utama / prinsip dalam bergaul di atas dapat dijabarkan sebagai
berikut;
1. Bersangka baik (husnudz-dzan) dan hindari
bersangka buruk (su’udz-dzan) kerana bisa menjadi benih
permusuhan
2. Murah senyum dan sebarkan salam terhadap siapapun
tidak terbatas pada orang yang kita kenal saja.
3. Lahirkan simpati dan empati misalnya turut
berdukacita dengan musibah yang menimpakawan kita dan ikut merasakan
kesedihan mereka..
4. Bersifat kasih sayang, saling membantu dan
berbagi.
5. Berusaha untuk selalu ingat nama semua
kawan kita, dengan begitu mereka sudah merasa dihargai.
6. Bersikap baik bila berbicara dan berhadapan dengan
semua kawan kita dan semua orang.
7. Minta maaf apabila kita berbuat salah kepada mereka
dan juga bersedia memaafkan mereka dengan lapang dada apabila mereka
melakukan kesalahan kepada kita..
8. Selalu tepati janji dan jangan melakukan
kebohongan, dengan begitu mereka akan selalu mempercayai kita.
9. Jangan lupa untuk mendoakan semua kawan kita agar
senantiasa diberikan rahmat, hidayah dan dalam lindungan Allah.
10. Menghargai dan jangan menyakiti hati orang lain.
11. Bercanda / gurauan sekedarnya saja jangan melampau
batas.
Bercanda / gurauan memang hal yang dibutuhkan
dalam pergaulan untuk mengakrabkan dirisatu sama lain. Dalam bercanda harus
lihat situasi seseorang saat kita ingin bercanda. Jika orang tersebut sedang
mengalami kesulitan, sepantasnya kita menghiburnya agar tersenyum dan tertawa.
12. Jangan sombong dan meremehkan orang lain
13. Jangan berkata kasar dan mengejek orang lain
sekalipun bergurau.
14. Jangan memperlihatkan wajah cemberut dan masam
kepada orang lain.
Islam juga mengatur adab pergaulan antara laki-laki
dengan perempuan. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara bergaul
antara laki-laki dengan perempuan / bergaul dengan lawan jenis sebagaimana yang
telah diatur dalam Islam tersebut, yaitu:
1.Dilarang untuk berkholwat (berdua-duaan)
TTM, teman tapi mesra, kemana-mana bersama, ke kantin
bersama, berangkat sekolahbersama, pulang sekolah bersama. Hal ini merupakan
gambaran remaja umumnya saat ini,di mana batas-batas pergaulan sudah
sangat tidak wajar dan melanggar prinsip Islam. Namun . Jika ada seorang
laki-laki berduaan dengan seorang perempuan maka yang ketiga sebagaipendampingnya
adalah setan. Sabda Nabi;
لاَيَخْلُوَنَّأَحَدُكُمْبِامْرَأَةٍفَإِنَّالشَّيْطَانَثَالِثُهُمَا
“Janganlah salah seorang diantara kalian
berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah
orang ketiganya, (HR .Ahmad, sanad hadits ini shahih)
2. Menundukkan pandangan
Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya
adalah termasuk panah-panahsetan. Kalau cuma sekilas saja atau spontanitas atau
tidak sengaja maka tidak menjadi masalah pandangan mata tersebut, pandangan
pertama yang tidak sengaja diperbolehkan namun selanjutnya adalah haram.Ketika
melihat lawan jenis,maka cepatlah kita tundukkan pandangan itu, sebelum iblis
memasuki atau mempengaruhi pikiran dan hati kita. Segera mohon pertolongan
kepada Allah agar kita tidak mengulangi pandangan itu.
Dari Jarir bin Abdullah, dia berkata,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ
فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
“Aku bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai pandangan yang tidak disengaja.
Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR.Muslim)
3.
Jaga aurat terhadap lawan jenis
Jagalah aurat kita dari pandangan laki-laki yang bukan
mahramnya. Maksudnya mahram di sini adalah laki-laki yang haram untuk menikahi
kita. Yang tidak termasuk mahram seperti teman sekolah, teman bermain, teman
pena bahkan teman dekat pun kalau dia bukan mahram kita, maka kita wajib
menutup aurat kita dengan sempurna. Maksud sempurna di sini yaitu kita
menggunakan jilbab yang menjulur ke seluruh tubuh kita dan menutupi dada.
Kain yang dimaksud pun adalah kain yang disyariatkan, misal kainnya tidak boleh
tipis, tidak bolejh sempit, dan tidak membentuk lekuk tubuh kita. Adapun yang
bukan termasuk aurat dari seorang wanita adalah kedua telapak tangan dan muka
atau wajah. Sabda Nabi;
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Wanita itu adalah aurat. Jika
dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki.” (HR.
Tirmidzi,shahih)
4.
Tidak boleh ikhtilat (campur baur antara wanita dan pria)
Ikhtilat itu adalah campur baurnya seorang wanita
dengan laki-laki di satu tempat tanpa ada hijab. Di mana ketika tidak ada hijab
atau kain pembatas masing-masing wanita atau lelaki tersebut bisa melihat lawan
jenis dengan sangat mudah dan sesuka hatinya. Tentu kita sebagai wanita
muslimah tidak mau dijadikan obyek pandangan oleh banyak laki-laki bukan? Oleh
karena itu kita harus menundukkan pandangan,demikian pun yang laki-laki
mempunyai kewajiban yang sama untuk menundukkan pandangannya terhadap wanita
yang bukan mahramnya, karena ini adalah perintah Allah dalam Al Qur’an dan akan
menjadi berdosa bila kita tidak mentaatinya.
5. Dilarang mendekati zina dan harus menjaga kemaluan
Allah Ta’ala berfirman;
وَلَاتَقْرَبُواالزِّنَاإِنَّهُكَانَفَاحِشَةًوَسَاءَسَبِيلًا
Allah Ta’ala berfirman;
وَلَاتَقْرَبُواالزِّنَاإِنَّهُكَانَفَاحِشَةًوَسَاءَسَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’
: 32)
Sabda Nabi;
فَالْعَيْنَانِ
زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ
زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا
وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
”Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua
telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan
adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati
adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan
membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim)
Menjaga kemaluan juga bukan hal yang mudah,karena
dewasa ini banyak sekali remaja yang terjebak ke dalam pergaulan bebas. Sebagai
muslim kita wajib tahu bagaimana caranya menjaga kemaluan.
Caranya antara lain dengan tidak melihat gambar-gambar yang tidak senonoh atau
membangkitkan nafsu syahwat, tidak terlalu sering membaca atau menonton
kisah-kisah percintaan, tidak terlalu sering berbicara atau berkomunikasi
dengan lawan jenis, baik bicara langsung (tatap muka) ataupun melalui telepon,
SMS, chatting dan media komunikasi lainnya. Sudah selayaknya sebagai seorang
muslim-muslimah baik remaja atau dewasa, kitamempunyai niat yang
sungguh-sungguh untuk mematuhi adab-adab bergaul dengan lawan jenis tersebut.
Faktor Utama Dalam Pergaulan
- 1. Ta’aruf.
Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang
lain? Mungkinkah mereka akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling
menolong, membantu, atau memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan
dapat terwujud? Begitulah, ternyata ta’aruf atau saling mengenal menjadi
suatu yang wajib ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan
orang lain. Dengan ta’aruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama,
kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.
- 2. Tafahum
Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita
lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang
pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian
terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita dapat memilah dan memilih
siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi,
karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh
agama teman dekat kita. Masih ingat ,”Bergaul dengan orang shalih ibarat
bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum
setiap kita bersama dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul
dengan tukang pandai besi yang akan memberikan bau asap.
Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan perilaku ( akhlakul majmumah)
Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan perilaku ( akhlakul majmumah)
- 3. Ta’awun.
Setelah
mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap ta’awun
(saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta
pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada
ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah
mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan
umat Islam yang lain.
Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling menolong.
Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling menolong.
B.
Pergaulan Remaja Secara Islami
Adalah remaja yang sopan terhadap sesama muslim dan
remaja yang
sopan dalam berpakaian dan dengan kata-kata yang
lembut dan tertutup.
Memang remaja ini, kalau menurut zaman sekarang adalah
zaman kuno,akan tetapi menurut ajaran Islam adalah wanita harus menutup auratnya
dandilarang memperlihatkan anggota tubuhnya yang sexy itu. Karena aurat
wanitaitu sangat mahal harganya dan remaja ini biasa sangat kuper.
Remaja seperti ini biasanya jarang suka bergabung
dengan teman-temannya lain, karena dia lebih suka mengurung diri dan dia
sukanya sholat,mengaji, dll.
Yang harus dihindari pada wanita adalah sebagai
berikut :
- Wanita muslim itu dilarang berpandangan mata dengan
yang bukan
muhrimnya.
- Wanita muslim dilarang berpegangan tangan ataupun
berciuman danbiasanya remaja sekarang itu tidak mengetahui ajaran Islam yang
sebenarnyadan selalu ikut-ikut zaman sekarang.
-Wanita muslim dilarang membuka auratnya. Dan biasanya
wanita sekarangbanyak kita temui dan selalu membuka auratnya dan memperlihatkan
ke-sexy-annya pada lawan jenisnya.
Ketika seseorang menjadi remaja, maka dia dibesarkan
untuk menjalankankewajiban-kewajiban agama, sebagaimana yang diwajibkan kepada
orangdewasa. Dua sudah bertanggung-jawab kepada Allah SWT atas segala
yangdilakukan. Setiap kesalahan yang dilakukan akan dicatat sebagai dosa dan
setiapkebaikan dicatat sebagai amal sholeh yang akan mendapatkan pahala.
- Percintaan Remaja Dalam Pandangan Islam
Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi
kehidupan yang sama, dimana potensi itu yang kemudian selalu mendorong manusia
melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal
dalam dua bentuk. Pertama, yang menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti,
kalo ngga’ terpenuhi manusia bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan
jasmani (haajatul ‘udwiyah), seperti kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas,
buang hajat de el el. Kedua, yang menuntut adanya pemenuhan aja, tapi kalo’
kagak terpenuhi manusia ngga’ bakalan mati, cuman bakal gelisah (ngga’ tenang)
sampe’ terpenuhinya tuntutan tersebut, yang disebut naluri atau keinginan
(gharizah). Kemudian naluri ini di bagi menjadi 3 macam yang penting yaitu :
Gharizatul baqa’
(naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa
takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, de el el.
Gharizatut tadayyun
(naluri untuk
mensucikan sesuatu/ naluri beragama) yaitu kecenderungan manusia untuk
melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yang layak untuk disembah.
Gharizatun nau’
(naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya)
manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara,
kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis.
Pacaran dalam perspektif islam
In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang
kasmaran, dimana sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan,
raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan: ”Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q. S. Al Isra’ : 32)
Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas lain yang hukumnya wajib maupun sunnah jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do’i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina. So….kesimpulannya PACARAN ITU HARAM HUKUMNYA, and kagak ada legitimasi Islam buatnya, adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram.
adapun resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah
bin Mas’ud: “Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu
seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan
pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum
mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk
melawan gejolak nafsu.”(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).
Jangan suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi,
karena yang ketiga adalah syaiton. Seperti sabda nabi: “Janganlah
seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab
syaiton menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan
wanita, kecuali disertai dengan mahramnya.” (HR. Imam Bukhari Muslim).
Dan untuk para muslimah jangan lupa untuk menutup
aurotnya agar tidak merangsang para lelaki. Katakanlah kepada wanita yang
beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya.” (Q. S. An Nuur : 31).
Dan juga sabda Nabi: “Hendaklah kita
benar-benar memejakamkan mata dan memelihara kemaluan, atau benar-benar Allah
akan menutup rapat matamu.”(HR. Thabrany).
Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA’
(ketentuan) Allah, dimana manusia ngga’ punya andil nentuin sama sekali,
manusia cuman dapat berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum
dalam Al Qur’an:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang
keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang
baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu
bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka
ampunan dan rezki yang mulia (surga)
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia,
kita patut bersyukur dan bangga terhadap hasil cipta karya manusia, karena
dapat membawa perubahan yang positif bagi perkembangan / kemajuan industri
masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya perkembangan membawa
kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu dapat membawa kepada
kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan
iptek, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas tanpa batas.
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari
istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul,
sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya
proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah
tercantum dalam surat An – Nur ayat 30 – 31. Telah dijelaskan bahwa hendaknya
kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana hal yang terjadi
dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan
– aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam
pergaulan bebas itu tidak dapat menjamin kesucian seseorang.
- Landasan Perlunya Pergaulan
Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan
Allah berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu
halnya dengan manusia. Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri,
sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar
ketika nantinya dalam bergaul sesama manusia akan terjadi banyak perbedaan
sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah mencipatakan kita dengan
segala perbedaannya
sebagai wujud
keagungan dan Kekuasaan-Nya.
Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT (QS.Al_Hujurat[49]:13)
Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali lagi tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya.
Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT (QS.Al_Hujurat[49]:13)
Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali lagi tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya.
PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP
PERGAULAN
A. Perkembangan Alam Pemikiran Umat Islam
Perkembangn Ilmu Pengetahuan di dunia Islam, pengetahuan akal dan intelektual
merupakan suatu dorongan intristik dan inheren dalam ajaran islam. Pada masa
daulah Abbasiah, Ibukota Baghdad menjadi pusat Intelektual Muslim, dimana
terjadi pengembangan Ilmun Pengetahuan dan kebudayaan Islam. Sekolah-sekolah
dan Akademik muncul disetiap pelosok. Perpustakaan-perpustakaan umum yang besar
didirikan dan terbuka untuk siapapun sehingga pemikiran Filosofis-filosofis
besar zaman klasik dipelajari berdampingan dengan Ilmu Islam. Bila dianalisis
lebih lanjut sampai periode-periode ini kaum Intelektual Islam identik dengan
Ulama. Apalagi bila diingat bahwa Ulama dalam Pengertian aslinya orang berilmu.
Ilmu yang dikuasainya itu tidak terbatas pada Ilmu Agama saja. Pendapat ini
biasa dipegang karena kegiatan Intelektual itu tumbuh karena manusia sibuk
dengan urusan Agama. Mereka ini disebut intelektual atau Ulama klasik yang oleh
Shill sebagai intelektual lama atau intelektual sacral dari Abad
Pertengahan.
Demikianlah sejarah perkembangan Intelektual Muslim
pada masa yang disebut Harun Nasution sebagai periode klasik (650-1250) yang
merupkan zaman kemajuan, dimasa inilah berkembangnya dan munculnya ilmu
pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun Non Agama dan Kebudayaan Islam.
Zaman inilah yang menghasilkan Ulama besar seperti Imam Malik, Abu Hanafi, Imam
As-syafi’i dan Imam Ibnu Hambali dalam Bidang Hukum, Teologi Zunnunal Misri,
Abu Yzaud Al-Butami dan Al-Hallaj dalam mistimisme atau tasawuf, dll.
Pada masa kejayaan ini perkembangan intelektual muslim mencapai puncaknya sehingga cenderung membentuk pemikiran bebas ( rasionalisme ). Keadaan ini menimbulkan pertentanagn dan kecemasan dikalangan sebagian kaum intelektual muslim, pemikiran ini ditentang oleh Al-Ghazali (1059-1111). Sampai sekarang diakui bahwa periode sejarah peradaban Islam serta pendidikan yang paling cemerlang terjadi pada masa pemerintahan daulah Abbasyiah di Baghdad (750-1285 M) dan Daulah Umayyah di Spanyol (711-1492 M).Dengan adanya suatu perkebangan pemikiran maka secara langsung manusia memiliki suatu kompetensi untuk melakukan suatu pergaulan yang lebih maju dari sebelumnya.
Pada masa kejayaan ini perkembangan intelektual muslim mencapai puncaknya sehingga cenderung membentuk pemikiran bebas ( rasionalisme ). Keadaan ini menimbulkan pertentanagn dan kecemasan dikalangan sebagian kaum intelektual muslim, pemikiran ini ditentang oleh Al-Ghazali (1059-1111). Sampai sekarang diakui bahwa periode sejarah peradaban Islam serta pendidikan yang paling cemerlang terjadi pada masa pemerintahan daulah Abbasyiah di Baghdad (750-1285 M) dan Daulah Umayyah di Spanyol (711-1492 M).Dengan adanya suatu perkebangan pemikiran maka secara langsung manusia memiliki suatu kompetensi untuk melakukan suatu pergaulan yang lebih maju dari sebelumnya.
KESIMPULAN
- Etika bergaul yang baik menurut islam yaitu menyangkut larangan-larangan yang harus dijaga oleh manusia sesuai dengan apa yang telah di ungkapkan oleh telah ajaran islam.Yaitu bedasarkan Al-Qur’an dan hadist.
- Tata cara bergaul yang baik menurut ajaran islam yaitu dimana kita dapat menyesuaikan diri dengan orang yang kita hadapi yang sesuai dengan kaidah – kaidah agama yang telah ada.Sehingga kiata dapat mengetahui batasan – batasan terhadap dalam pergaulan sesuai tingkatan usia.
- Dari penjelasan – penjelasan yang sudah saya simpulkan di atas kita dapat mengetahui bahwa akibat pergaulan bebas dapat merusak diri – sendiri dan menghancurkan masa depan kita. Dengan akibat pergaulan bebas dapat menjerumuskan kita pada tindakan – tindakan negatif lainnya. Di samping itu, dengan akibat pergaulan bebas berarti telah mendaftarkan diri kita pada pergaulan yang merusak moral.
SARAN
- Agar kita harus senantiasa membaca dan mempelajari Al-Q ur’an dan hadist tentang etika pergaulan yang baik.Sehingga kita dapat mengetahui dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Saran saya sebagai penulis adalah kita harus memiliki suatu batasan – batasan tentang hidup khususnya dalam pergaulan.Supaya kita dapat bergaul sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama.
- Saran saya pada pembaca yaitu agar mengetahui informasi tentang akibat pergaulan bebas sedini mungkin agar kita tidak terjerumus pada pergaulan bebas yang dapat merusak moral kita sebagai umat muslim.Hendaklah kita selalu menjaga diri kita dari ligkungan yang tidak benar, karena sudah dijelaskan bahwa pergaulan itu dapat merusak moral kita.
1 komentar:
Alhamdulillah, informasi ini sangat bagus dan sangat bermanfaat bagi kami. Semoga penulis senantiasa d limpahkan rahmat oleh Allah azza wa jalla.
Posting Komentar